Senin, 31 Januari 2011

PAD Aceh Singkil tak Capai Target

Wed, Jan 12th 2011, 09:05

SINGKIL - Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh Singkil, pada tahun 2010 tidak mencapai target. Dari target Rp 15 miliar hanya tercapai sekitar Rp 10 miliar.

Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) Aceh Singkil, Nasjudin, melalui Kabid Pendapatan Adi Yusman, Selasa (11/1) mengatakan, tidak tercapainya target PAD karena tidak maksimalnya kinerja SKPD, dihapusnya sumbangan pihak ketiga dan belum adanya payung hukum berupa qanun untuk menggali retribusi. “PAD kita tidak memenuhi target karena tidak maksimalnya SKPD, namun bila dibandingkan dengan capaian PAD tahun sebelumnya, pada tahun ini lebih tinggi,” kata Adi.

Adi merinci SKPD yang paling besar menyumbangkan PAD sesuai target adalah RSUD Aceh Singkil senilai Rp 1,8 miliar dari target Rp 3,3 miliar. Sisanya Rp 1,5 miliar lagi sudah berada di rekening, tinggal menunggu ferivikasi dari Menkes sebelum disetor ke rekening pendapatan daerah. Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang diharapakan menyumbangkan PAD sebesar Rp 903.000.000, ternyata hingga akhir Desember 2010, baru menyetor Rp 85.780.000 atau hanya sekitar 9,4 persen.

Adi Yusman menambahkan, pada tahun 2011 PAD ditargetkan sebesar Rp 14,77 miliar. Guna memenuhi target tersebut, ia berharap qanun sumbangan daerah dari pihak ketiga dan qanun pajak daerah segera disahkan. Selanjutnya SKPD diimbau bekerja lebih keras lagi agar target PAD yang dibebankannya tercapai.(c39)

Sumber : Serambinews.com

Singkil Terendam

Tue, Jan 11th 2011, 10:49

SINGKIL - Hujan yang mengguyur wilayah Aceh Singkil, dua hari ini, menyebabkan sejumlah sungai meluap.
Perumahan penduduk di sekitar sungai Lae Ijuk, Gunung Lagan, Gunung Meriah misalnya, air merendam hingga ke teras rumah. Perkebunan sawit milik warga serta perusahan turut terendam dengan ketinggian diatas 30 cm.


Sampai Selasa (12/1) pagi beberapa pemukiman penduduk yang berada di kawasan daerah aliran sungai (DAS) terendam hingga satu kaki "Tadi malam air sampai ke lantai rumah," kata Yardi (42) warga setempat kepada Serambinews.com. Beberapa sungai besar, seperti Lae Cinendang dan Soraya yang bermuara ke laut Singkil, pasca-diguyur hujan,volumenya meningkat.(Dede Rosadi)

Sumber : Serambinews.com

Jumat, 28 Januari 2011

Tanggul Pengaman Banjir Sungai Rintis, Kian Kritis

Tue, Jan 11th 2011, 09:36


Dua warga melintas di tanggul sungai Rintis, di Siti Ambi, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil yang telah ambruk sejak tiga tahun lalu. Hingga kini belum ada upaya perbaikan dari pemerintah setempat. Foto direkam Senin (10/1). SERAMBI/DEDE ROSADI

SINGKIL - Sudah tiga tahun lebih tanggul pengaman banjir sungai Rintis, di Kampong Siti Ambia, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil ambruk, namun hingga saat ini belum ada upaya perbaikan dari pihak terkait. Akibatnya kerusakan tanggul yang dibangun BRR Aceh-Nias dengan pagu anggaran sekitar tujuh Miliar itu, semakin parah dan mengancam pemukiman warga yang berada di bawah sungai tersebut.

Amatan Serambi, Senin (10/1) kerusakan tanggul terparah terjadi dalam dua titik, sekitar 30 meter. Pada hal sebelumnya yang rusak hanya satu titik saja sepanjang lebih kurang 10 meter.

Kemudian tanggul beton yang dijadikan sebagai pengaman ambruk ke sungai, begitu juga dengan timbunan tanah yang selama ini dijadikan sebagai jalan diantara beton tersebut nyaris putus.

Mansur (35) warga Siti Ambi yang rumahnya hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari tanggul yang jebol, kemarin mengatakan, makin panjangnya tanggul yang rusak, menyebabkan warga di sepanjang sungai tersebut sangat khawatir, sebab bila dibiarkan dalam waktu tidak terlalu lama akan jebol semuannya.

“Kerusakannya makin parah saja, kami yang tinggal pinggir sungai kalau sudah hujan jadi was-was, jebol itu tanggul habislah kami,” kata Mansur, dibenarkan warga lainnya. Warga berharap Pemkab Aceh Singkil, segera memperbaiki tanggul tersebut, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.(c39)

Sumber : Serambinews.com

Kamis, 06 Januari 2011

Singkil Garap 433 Ha Lahan Tidur

Wed, Jan 5th 2011, 21:03

SINGKIL - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Aceh Singkil memfungsikan 433 hektare (ha) lahan terlantar yang tersebar di 10 kecamatan, selama tahun 2010. Lahan terlantar tersebut difungsikan menjadi sawah.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Singkil, H Asmauddin, Rabu (5/1/2011), mengatakan, setelah difungsikan, setiap hektare lahan tersebut mampu menghasilkan 3,5 sampai 4 ton gabah. Pemungsian lahan tidur tersebut melibatkan kelompok tani dan penyuluh pertanian yang didanai melalui dana Otsus APBA tahun 2010.

Setiap kelompok tani dibantu dana 5 juta. Dana tersebut untuk pupuk, benih, pembersihan lahan, serta peralatan pertanian.(dede rosadi)

Sumber : Serambinew.com

Senin, 03 Januari 2011

Rawa Singkil Terus Dirambah

Mon, Dec 27th 2010, 11:22

SINGKIL – Kawasan ekosistem suaka marga satwa Rawa Singkil, dilaporkan masih terus dirambah oleh oknum tertentu. Hal itu disebabkan tidak maksimalnya pengawasan, serta Pemkab Aceh Singkil, belum memberikan solusi lapangan kerja baru, bagi warga yang selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil alam Rawa Singkil.

Zulqodri, Ketua Pemuda Pencinta Alam (PePAl) Aceh Singkil, pada Serambi Minggu (26/12) mengatakan, warga bisa bebas keluar masuk kawasan yang seharusnya merupakan wilayah terlarang dari jamahan manusia. Pada umumnya warga masuk ke Rawa Singkil, mengambil ikan lele, namun diduga tidak sedikit yang nekat mengambil kayu untuk diolah.

Menurut Zulqadri, perbuatan yang dilakukan masyarakat tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Karena, sebut Zulqadri, kalau mereka tidak mencari penghidupan dari lokasi Rawa Singkil, tidak ada lagi tempat usaha. Untuk itu sebutnya, pemerintah harus mencari alternatif dengan membuka lapangan kerja baru bagi warga yang selama ini menggantungkan hidupnya dari kawasan suaka marga satwa Rawa Singkil. “Pemerintah sampai saat ini belum membuka alternatif lapangan usaha baru untuk masyarakat yang masuk kawasan,” kata Zulqadri.

Dikatakan, secara umum kawasan Rawa Singkil, terlihat indah namun bila masuk ke dalam terlihat banyak yang sudah tidak asri lagi. Banyak pohon-pohon besar tempat tinggal orang utan sudah habis ditebang. Begitu juga bekas-bekas aktivitas manusia mudah ditemukan, seperti pondok dan bekas pengolahan kayu.(c39)

sumber : Serambinews.com

Abrasi Pantai Gosong Semakin Parah

Mon, Dec 27th 2010, 12:00

SINGKIL – Abrasi yang mengikis kawasan Pantai Gosong Telaga, Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil, kini semakin parah. Dari sekitar 10 Km panjang bibir pantai di kawasan itu, 500 meter diantaranya sudah habis tergerus ombak.

Abrasi tersebut mengancam pemukiman penduduk Gosong Telaga Barat, Timur dan Gosong Telaga Selatan, Ketapang Indah, serta Pancang Dua, yang di beberapa titik sudah semakin dekat dengan bibir pantai. Di Gosong Telaga, kondisisnya sangat mengkhawatirkan, pasalnya abrasi terus mengikis hamparan pasir pemisah antara laut dengan sungai Suak Bahagia, yang membelah perkampungan tersebut.

“Yang kita khawatirkan kalau sempat sungai menyatu dengan laut, bisa habis kampung kami,” kata M Ishak (28), warga Gosong Telaga, Minggu (26/12) kemarin.

Ditambahkannya, abrasi diduga terjadi karena ulah penebangan pohon di kawasan hutan Anak Laut yang selama ini menjadi penyangga ombak besar menerjang langsung bibir pantai Gosong. Penyebab lain, belum semua bibir pantai ditanami pohon penyangga ombak, serta tanggul penahan abrasi.

Warga juga melaporkan, kawasan di sekitar Jetty Anak Laut Singkil, makin parah terkikis abrasi. Salah satunya jalan sepanjang 200 meter dengan lebar sekitar 15 meter yang biasa dipergunakan warga setempat kini telah habis termakan abrasi.

Warga berharap Pemkab Aceh Singkil, melakukan penghijauan di sekitar bibir pantai tersebut, guna mencegah makin meluasnya abrasi pantai. Selain reboisasi, pembuatan tanggul pengaman pantai juga diperlukan di beberapa titik yang cukup rawan.(c39)

Sumber : Serambinews.com