Jumat, 27 Mei 2011

Banjir Singkil Diperparah Air Pasang

Thu, Mar 31st 2011, 20:35
Banjir Singkil Diperparah Air Pasang

SINGKIL - Banjir yang melanda Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, diperparah air pasang pada malam hari. Sementara untuk daerah lainnya ketinggian air mulai surut, setelah hujan tidak lagi turun sejak, Kamis (31/3/2011) siang.
Khusus untuk Kecamatan Singkil, banjir malam ini semakin tinggi lantaran tumpahan air dari sejumlah sungai yang bermuara ke daerah ini mulai datang. Selain itu, banjir rob yang disebabkan masuknya akhir bulan purnama menambah ketinggian rendaman.
"Hampir semua pada malam sejak lewat magrib tadi terendam karena pengaruh pasang. Di Desa Pasar Singkil, sudah sampai selututn sedangkan desa di pinggir sungai mencapai sedada," kata Azwar warga Singkil kepada Serambinews.com.(dede rosadi)

Sumber : Serambinews.com

Kamis, 26 Mei 2011

Sejumlah Pejabat Aceh Singkil Dilantik

Thu, Mar 31st 2011, 09:13

SINGKIL - Bupati Aceh Singkil H Makmursyah Putra, Rabu (30/3) melantik dan mengukuhkan sejumlah pejabat eselon II, III, dan IV di jajaranya. Kepala para pejabat yang dilantik diharapkan agar melaksanakan tugas yang diamanahkan, sesuai isi sumpah jabatan. Tidak menerima imbalan dan loyal pada atasan, agar selamat dunia akhirat.

Menurut Makmur mutasi merupakan hal biasa, untuk penyegaran dan menambah wawasan. Namun yang terpenting amanah jabatan yang diberikan dilaksanakan dengan baik sebagaimana isi dari sumpah jabatan. “Amalkan sumpah jabatan, biar selamat dunia akhirat,” kata Makmur.

Kemudian jaga selalu loyalitas kepada pimpinan. Hal itu penting, agar semua program pembangunan berjalan baik. Pejabat yang dimutasi dan dikukuhkan antara lain, Henri Silalahi, Kepala Penanggulangan Bencana Daerah, Ridwan menjadi Kadis Pendidikan, H Superdi dari Plt menjadi Pj Sekwan, Sulaiman menjadi Pj Kadis PU. Kemudian Junaidi Kabag Pemerintahan menjadi Kabag Perundang-undangan Sekwan.(c39)

Sumber : Serambinews.com

Banjir di Singkil Meluas

Wed, Mar 30th 2011, 18:31

SINGKIL - Banjir yang melanda Aceh Singkil, Rabu (30/3/2011) petang, meluas. Hampir semua wilayah langganan banjir, seperti Kecamatan Suro, Simpang Kanan, Gunung Meriah, Singkil Utara, dan Singkil yang desanya dilewati sungai, tergenang banjir.
Hal itu dipicu datangnya banjir kiriman dari sungai di Subulussalam, Aceh Tenggara, dan Pakpak Barat yang bermuara ke laut Singkil. Bahkan perkantoran pemerintah, BPMD dan Inspektorat di Pulau Sarok turut tergenang hingga ke lantai. "Untuk dua kantor tersebut akibat salauran drainase tidak berfungsi," kata Suhardi pegawai Inspektorat.
Sementara kondisi cuaca mendung setelah sepanjang Rabu terus diguyur hujan.(dede rosadi)

Sumber : Serambinews.com

Banjir Rendam Aceh Singkil

Wed, Mar 30th 2011, 13:57


TERENDAM - Banjir merendam rumah warga, Solok, Kecamatan Gunung Meriah, Singkil., menyusul hujan deras dengan ketinggian sepinggang orang dewasa. Banjir juga merendam sejumlah wilayah lainnya di Aceh Singkil, sejak Rabu (30/3) dini hari.Serambinews.com/dede rosadi

SINGKIL - Ratusan rumah warga wilayah di Kabupaten Aceh Singkil, sejak Rabu (30/3) dini hari direndam banjir. Curah hujan yang tinggi dalamtiga hari ini menyebabkan air sungai Singkil, melupas.

Pantauan Serambinews.com, Rabu, kawasan terparah yang terendamair antara lain Handel dan Solok Kecamatan Gunung Meriah, Rantau Gedang, dan Teluk Rumbia. Air sudah mencapai sepinggang orang dewasa. Bahkan luapan air sudah memasuki pemukiman dan rumah-rumah penduduk, sehingga sejak semalam warga ada yang sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. (dede rosadi)

Sumber : Serambinews.com

Kamis, 19 Mei 2011

Hujan Mengguyur, Gunung Meriah Tergenang

Tue, Mar 29th 2011, 15:24

SINGKIL - Hujan yang terus mengguyur wilayah Aceh Singkil, tiga hari ini, Selasa (29/3), menyebabkan beberapa ruas jalan tergenang sudah satu kaki.

Pengamatan Serambinews.com, volume air sungai besar, Lae Cinendang dan Singkil yang terus meningkat telah merambat dan merendam beberapa badan jalan. Antara lain di kawasan Gunung Meriah, Simpang Kanan dan Suro, di beberapa titik pemukiman warga.

Bahkan jalan dua jalur ibukota Aceh Singkil di Pulau Sarok tergenang hingga setumit orang dewasa, akibat saluran drainase di kawasan itu tidak berfungsi. Bahkan beberapa bagian badan jalan sudah mulai berkubangan.

Air juga telah menggenangi beberapa kawasan pemukiman penduduk yang rendah, seperti Desa Pasar, dan Siti Ambia yang sudah naik ke pekarangan rumah warga. Hingga lewat tengah hari hujan dengan intensitas sedang masih terus turun.(dede rosadi)

sumber : Serambinews.com

Jalan Singkil-Sibolga Terancam Longsor

Tue, Mar 29th 2011, 08:50


SINGKIL - Jalan Singkil Aceh-Sibolga, Sumatera Utara terancom longsor di sejumlah titik. Kondisi terparah terdapat di kawasan Biskang, Kecamatan Danau Paris, Aceh Singgkil. Jalan ini baru selesai dibangun sekitar dua tahun lalu.

Tiga titik longsor terjadi karena amblasnya gorong-gorong dan talut jalan. Salah penyebab adalah banyak alih fungsi hutan ke perkebunan kelapa sawit oleh perusahaan dan masyarakat. Dengan kondisi tanah yang labil, tanpa adanya akar pohon sebagai pengikat mengakibatkan hampir setiap musim hujan selalu menimbulkan longsor, kata seorang warga Danau Paris, M Barat (38), Senin (28/3).(c39)

Sumber : Serambinews.com

Senin, 09 Mei 2011

Harga Sawit Turun

Sat, Mar 26th 2011, 13:00

SINGKIL - Harga kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil seminggu ini mengalami penurunan. Di tingkat petani dari sebelumnya Rp 1.600 per kilogram TBS (tandan buah segar) turun menjadi Rp 1.200. Sedangkan di pabrik kelapa turun Rp 300 per kilogram, dari Rp 1.710 menjadi Rp 1.480 untuk kualitas standar dan Rp 1.645 untuk kualitas bagus. “Harga Rp 1.200 per kilogram masih dianggap wajar karena bisa menutupi kebutuhan sehari-hari. Namun bila kurang dari itu akan menyulitkan petani, sebab tidak sebanding lagi dengan biaya perawatan,” kata petani kelapa sawit di Kecamatan Suro, Arlian Manik, kepada Serambi, Jumat (25/3).

Risak Berutu, petani sawit di Simpang Kanan menambahkan, harga sawit yang ideal itu berada dikisaran Rp 1.500 per kilogram. Bila harga tersebut bisa bertahan, dia yakin petani kelapa sawit bisa sejahtera. “Kalau harganya tidak kurang dari Rp 1.500 kita bisa membeli kebutuhan lain selain makan dan biaya sekolah anak-anak,” ujarnya. Masalahnya selama ini, sambungnya, masyarakat yang memiliki kebun kelapa sawit rata-rata memiliki utang kepada pengumpul. Bila harga sawit turun maka, setiap kali panen hanya cukup untuk mengangsur utang. Sedangkan untuk menutupi kebutuhan lain, terpaksa mengambil dari pinjaman lagi.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Singkil, H Syafril Harahap, sebelumnya mengatakan,utnuk menjaga harga sawit di daerah ini tetap tinggi di tingkat petani, pemerintah harus segera mendirikan PKS yang akan menampung sawit masyarakat dan membangun pelabuhan CPO. “Karena kalau terus menjual ke pabrik perusahan, harganya tidak bisa bersaing dengan daerah lain. Karena pabrik akan mengutamakan sawit dari kebun sendiri dari pada masyarakat,” katanya.(c39)

Sumber : Serambinews.com

Rabu, 04 Mei 2011

Warga Desak Penerbangan ke Singkil Segera Dimulai

Tue, Mar 22nd 2011, 15:31

SINGKIL - Warga mendesak penerbangan pesawat perintis NBA yang melayani Singkil, Medan, Banda Aceh dan sebaliknya untuk tahun 2011, segera dimulai. Lantaran, menggunakan jalur darat tidak efektif bahkan acap keperluan usaha yang seharusnya terkejar hari itu menjadi molor, akibat waktu habis diperjalanan.
Irwan (40), seorang pengusaha yang setiap minggu harus mengurus bisnisnya di Medan, kepada Serambinew.com, Selasa (22/3/2011), mengatakan, akibat belum dimulainya penerbangan, dirinya acap kehilangan banyak waktu.
Seharusnya urusan bisnisnya bisa selesai hari itu juga, menjadi tidak terkejar, karena menggunakan jalur darat yang menghabiskan waktu tempuh hingga tujuh jam perjalan.
Kepala Bidang Perhubungan Udara Edi Hartono mengatakan, penerbangan baru akan dimulai akhir Maret ini. Terlambatnya dimulainya penerbangan ke daerah ini, karena masih ada persyaratan administrasi yang belum lengkap.(dede rosadi)

Sumber : Serambinews.com

Gelombang Pasang Landa Laut Singkil

Tue, Mar 22nd 2011, 08:49

SINGKIL - Selama pekan ketiga Marat ini, gelombang pasang atau dalam bahasa setempat disebut geloro melanda wilayah perairan Aceh Singkil. Di beberapa lokasi air laut juga naik ke darat, pengaruh pasang purnama. Akibatnya nelayan tidak bisa melaut, lantaran perahu mereka tidak sanggup menahan ombak di atas satu meter.

Irwan nelayan Pulau Banyak, pada Serambi, Senin (21/3) menyebutkan, aktivitas melaut dalam beberapa hari ini tidak bisa dilakukan karena besarnya ombak. Nelayan lebih memilih tinggal di rumah. “Laut lagi musim geloro sehingga, tidak bisa mencari ikan. Air pasang sudah naik, tapi belum terlalu besar, mungkin dalam dua tiga hari ke depan akan besar,” kata Irwan.

Kecuali itu, besarnya ombak sejauh ini, tidak mengganggu rute pelayaran yang dilayani angkutan sungai danau dan penyebrangan (ASDP) Cabang Sinabang, yang berkantor di Pelabuhan Ferry Singkil. Damin Moningka Plh Manejer ASDP Cabang Sinabang mengatakan, ombak masih diambang normal, sehingga tidak berpengaruh pada operasional kapal. Jadwal pelayaran yang dilayani pihaknya juga tidak ada yang terlambat. “Berdasarkan informasi dari BMKG ombak masih diambang normal, tidak terpengaruh pada operasional kapal,” kata Damin.

Damin menyebutkan, ombak besar terjadi di perairan Pantai Timur. Sementara perairan Pantai Barat yang dilayani ASDP Cabang Sinabang normal paling tinggi satu meter dan itu tidak mengganggu pelayaran ferry. ASDP Cabang Sinabang melayani pelayaran pulang pergi (PP), Sinbang-Singkil, Singkil-Pulau Banyak, Singkil-Gunung Sitoli dan Sinabang-Labuhan Haji.(c39)

Sumber : Serambinews.com

Selasa, 03 Mei 2011

Sebagian Wilayah Singkil Tergenang

Mon, Mar 21st 2011, 17:10


WARGA Lae Ijuk, Gunung Lagan, Aceh Singkil, menggotong sepeda motor sambil melewati genangan air yang merendam wilayah tersebut, Senin (21/3/2011) petang.SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI

SINGKIL - Sebagian wilayah Kabupaten Aceh Singkil, Senin (21/3/2011) petang, digenangi air akibat laut pasang dan hujan deras yang mengguyur daerah itu. Genangan air sekitar setumit orang dewasa, namun belum menyentuh lantai rumah warga yang rata-rata dibuat lebih tinggi dari pekarangan.
Genangan air pasang terlihat di Ujung Bawang, Singkil Utara dan beberapa desa di Kecamatan Singkil. Sedangkan genangan air akibat hujan terpantau di sekitar sungai Lae Ijuk, Gunung Lagan, Gunung Meriah.
Di Lae Ijuk, air sungai yang meluap merendam tanaman sawit milik warga dan perusahan PT PLB. Air dari luapan sungai juga menggenangi pekarangan rumah warga setempat. "Kami terpaksa mengangkat sepeda motor melewati banjir, ketika berangkat ke luar rumah," kata Ardian warga Gunung Lagan.(dede rosadi)

Sumber : Serambinews.com

400 Hektare Lahan Gambut di Singkil Dijadikan Sawah

Sun, Mar 20th 2011, 09:01
* Hasilkan 3 Ton Gabah Per Hektare

SINGKIL - Seluas 400 hektare lahan gambut yang sebelumnya telantar di Kabupaten Aceh Singkil, setelah diolah menjadi sawah sejak akhir 2010 lalu, mampu menghasilkan gabah kering sebanyak 3 ton per hektare. Produksi gabah tersebut dinilai cukup untuk dikonsumsi masyarakat, sehingga selama enam bulan ke depan tidak perlu lagi membeli beras, sebagaiman dilakukan selama ini.

Kepala Dinas Pertanian Aceh Singkil Asmauddin, Jumat (18/3) saat panen perdana di Desa Ujung Bawang, Singkil, mengatakan, pada tahun 2010 pihaknya telah melakukan optimasi lahan gambut telantar menjadi sawah seluas 400 hektare di lima kecamatan yang ada di daerah ini, yaitu Simpang Kanan, Gunung Meriah, Kuala Baru, Singkil, dan Pulau Banyak.

Setelah dilakukan perhitungan hasil panen, rata-rata per hektare menghasilkan 3 ton gabah kering. Dan itu akan ditingkatkan lagi di tahun ini. “Dalam panen perdana ini, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, padi yang dihasilkan bisa mencukupi kebutuhan beras masyarakat selama enam bulan,” katanya.

Sementara itu Bupati Aceh Singkil Makmursyah Putra menyebutkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, masih banyak kendala dalam mengembangkan sektor pertanian, terutama merubah pola pikir masyarakat. Di beberapa desa, kendati sudah dibantu, tetap saja ada masyarakat yang menolak bersawah. Karenanya diperlukan kerja sama dari semua pihak, agar lahan yang selama ini telantar dapat dihijaukan menjadi sawah, dan lahan pertanian lainnya.

Bupati memerintahkan semua jajarannya dengan bantuan intansi vertikal, TNI dan Polri bahu-membahu turun ke sawah melalui program gotong royong.

“Setelah lima kali mengganti Kepala Dinas Pertanian, Alhamdulilah pada zaman Pak Asmauddin ini, pertanian khususnya sawah membuahkan hasil. Namun masih banyak kendala dalam merubah pola pikir masyarakat, untuk itu saya berharap semua intansi dan bantuan TNI serta Polri kita bersama-sama memanfaatkan lahan yang cukup luas ini menjadi hijau dengan pertanian,” kata Makmur.

Pada panen perdana di sawah seluas sekitar 30 hektare itu, dihadiri Kapolres Aceh Singkil AKBP Helmi Kwarta, Pjs Dandim 0109/Singkil Letkol Zamroni, Camat Singkil, Kharuddin, anggota DPRK dan unsur muspida lainnya. Turut diserahkan bantuan mesin perontok padi, lap top dan GPS.(c39)

Sumber : Serambinews.com

Menteri Kehutanan Sudah Keluarkan Izin, Pemprov Diminta Prioritaskan Jalan Kuala Baru-Bulu Sema

Sat, Mar 19th 2011, 09:46

SINGKIL - Pembangunan jalan yang menghubungkan Kuala Baru, di Aceh Singkil dengan Bulu Sema, di Aceh Selatan, disetujui oleh Menteri Kehutanan RI. Sehingga pembangunan jalan yang sudah ada sejak zaman Belanda itu, harus menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Aceh, demi terbukanya keterisoliran Singkil dengan daerah Aceh lainnya. Hal itu disampaikan Bupati Aceh Singkil Makmursyah Putra, Kamis (18/3) saat pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) 2011 yang dihadiri Kepala Bappeda Aceh Iskandar, Kepala Bappeda Aceh Singkil Asmardin, unsur muspida dan undangan dari daerah tetangga, di Gedung Serba Guna, Singkil.

“Tolong Pak Kepala Bappeda Provinsi, disampaikan ke Pak Gubernur agar pembangunan jalan Kuala Baru-Bulu Sema jadi prioritas, karena izinnya (dari Menteri Kehutanan, -red) sudah keluar,” kata Makmur. Menurut Makmur, berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2008-2012, pembangunan di daerah yang dipimpinya sudah tuntas 65 persen. Hal itu akan semakin terasa meningkat denyut ekonomi masyarakat bila jalan yang dinilai sebagian pihak masuk dalam kawasan ekositem selesai. “Jalan vital dalam kecamatan bahkan sudah 90 persen. Ini akan makin terasa perekonomian masyarakat meningkat bila jalan Kuala baru-Bulu Sema yang merupakan janji saya dan Pak Gubernur tuntas sebelum masa jabatan kami berkahir,” kata Makmur.

Sinergis
Sebelumnya Kepala Bappeda Aceh Iskandar, menyatakan pembangunan di Aceh Singkil sudah berjalan sesuai program. Ia menegaskan rencana pembangunan yang disusun dalam Musrembang 2011 harus berkesinambungan dengan program sebelumnya. “Pembangunan akan terlaksana bila programnnya baik. Untuk itu program yang dibuat harus seniregis,” ujarnya. Dalam sambutannya Iskandar menyinggung secara khusus menganai dana otonomi khusus (Otsus). Menurutnya pembangunan dengan sumber dana Otsus direncanakan untuk program yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi rakyat.

“Otsus manfaatkan sebaik mungkin dalam pembangunan karena tidak selamanya Aceh mendapatkan. sisa dana otsus yang sudah dialokasikan ke kabupaten sejak 2008. Ketika penyerapan anggaran tidak habis, maka dana tersebut menjadi dana APBA kembali, sama seperti APBN, sesuai dengan ketentuan hukum berlaku,” kata Iskandar. Disebutkan pembanguan sarana dan prasaran, ekonomi, pendidikan serta kesehatan masih menjadi prioritas. Seperti membangun infrastruktur jalan penghubungkan antar wilayah Aceh, pabrik berskala besar, dan pertanian dalam artian menyeluruh menjadi pilihan. Melalui pembangunan itu, ketika Otsus berakhir 2028 mendatang masyarakat Aceh telah siap hidup mandiri.(c39)

Sumber : Serambinews.com