tag:blogger.com,1999:blog-28150685599631337402024-03-13T10:31:16.151-07:00ACEH SINGKILACEH FORESThttp://www.blogger.com/profile/11454249348088219493noreply@blogger.comBlogger62125tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-71510577142315572462011-10-31T02:32:00.000-07:002011-10-31T02:32:40.624-07:00Tiga Provinsi Rasakan Gempa AcehTUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 17:10 <br />
<br />
BANDA ACEH - Gempa bumi berkekuatan 6,7 pada Skala Richter yang berpusat di Kabupaten Aceh Selatan, Selasa dini hari, dirasakan di sembilan wilayah pada tiga provinsi di Indonesia.<br />
<br />
Staf operasional BMKG Stasiun Geologi Mata Ie di Aceh Besar, Fany menyebutkan kesembilan wilayah itu ada di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Mereka merasakan getaran gempa yang berpusat di daratan Kabupaten Aceh Selatan, sekitar pukul 00.55.12 WIB.<br />
<br />
“Pusat gempa tersebut persisnya berada di darat. Meski hingga kini belum terdeteksi adanya gempa susulan, namun kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada,” katanya hari ini.<br />
<br />
Sejauh ini, gempa bumi ini merusakkan rumah penduduk, sejumlah fasilitas publik seperti sekolah dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat serta menelan korban jiwa seorang anak meninggal dunia serta beberapa warga lain terluka di Aceh Singkil.<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214491:tiga-provinsi-rasakan-gempa-aceh&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com1Singkil, Aceh2.2824003 97.78940142.0285438 97.473544400000009 2.5362568 98.1052584tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-13335942090558796502011-10-31T02:06:00.000-07:002011-10-31T02:06:21.537-07:00Gempa Singkil Telan Dua Korban JiwaTUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 15:08 <br />
<br />
(WOL Photo)<br />
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan gempa bumi berkekuatan 6,7 skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Pantai Barat Selatan Provinsi Aceh, pada Selasa pukul 00:55:12 WIB telah menelan dua korban jiwa.<br />
<br />
“Berdasarkan data sementara yang diterima diketahui bahwa dua orang meninggal dunia dan satu orang luka ringan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta tadi siang.<br />
<br />
Ia menambahkan, berdasarkan data sementara tersebut juga diketahui bahwa satu tempat ibadah rusak berat, tiga rumah rusak berat, 15 rumah rusak ringan dan satu unit gedung akbid rusak berat. “Selain itu 160 toko mengalami kebakaran karena korsluit arus pendek,” katanya.<br />
<br />
Dia juga mengatakan hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus berkoordinasi dan melakukan pendataan. “Hingga saat BNPB masih melakukan koordinasi dengan BPBD Aceh dan BPBD Sumatera Utara serta dinas lainnya untuk melakukan pendataan,” katanya.<br />
<br />
Dia menambahkan, pihaknya akan terus memberikan informasi mengenai perkembangan dampak gempa. Kepala BMKG Meulaboh Kabupaten Nagan Raya, Edi Darlupti menyebutkan, gempa terletak pada lokasi 2,81 lintang utara (LU) 97,85 bujur timur (BT) atau 59 kilometer timur laut Singkil Baru Provinsi Aceh, di kedalaman 78 kilometer. Dia juga menjelaskan, gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami.<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214487:gempa-singkil-telan-dua-korban-jiwa&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Singkil, Subulussalam2.2824003 97.78940142.0285438 97.473544400000009 2.5362568 98.1052584tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-64171745066342382742011-09-08T02:24:00.000-07:002011-09-08T02:24:49.145-07:00Aceh Singkil Digoyang GempaRabu, 7 September 2011 04:45 WIB<br />
<br />
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Gempa berkekuatan 6,7 skala richter (SR), 59 KM Timur Laut Singkil Baru, Selasa (6/9/2011) pukul 00:52 WIB dini hari, sejauh ini tidak menimbulkan kerusakan. Kecuali kepanikan warga, listrik padam, serta komunikasi sempat terganggu beberapa saat. <br />
<br />
Camat Singkil Utara Denny Oskandar, yang wilayahnya berada di pusat gempa mengatakan, tidak ada kerusakan maupun korban jiwa. "Sejauh ini aman belum ada laporan kerusakan. Untuk korban jiwa dipastikan tidak ada," katanya. Begitu juga dengan Kecamatan Pulau Banyak, Pulau Banyak Barat dan Kuala Baru, yang berada di tengah laut, tidak ada laporan kerusakan akibat gempa. <br />
<br />
"Belum ada laporan kerusakan, tadi malam kami langsung ke dermaga mengecek tidak ada tanda-tanda akan tsunami. Namun karena masih gelap, pagi ini kami akan melakukan lagi pemantau," jelas M Hasbi Camat Pulau Banyak Barat. <br />
<br />
Hal yang sama disampaikan Sekda Aceh Singkil HM Yakub KS. Ia mengatakan, sejak kejadian gempa pihaknya langsung siaga dan melakukan pemantauan. Hingga pagi tadi tidak ada laporan kerusakan dan korban. "Listrik saja yang mati sampai pagi, dan warga sesuai arahan karena lokasi gempa di daerah kita sebagian ada yang mengamankan diri ke Gunung Meriah. Saya himbau agar berhati-hati tetap tenang, jangan sampai terjadi musibah justru akibat kelalian," kata HM Yakub.<br />
<br />
Sumber <a href="http://aceh.tribunnews.com/2011/09/06/aceh-singkil-digoyang-gempa">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0Singkil, Indonesia2.3065056838291094 97.69042968750.27700118382910954 95.1635741875 4.3360101838291092 100.2172851875tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-3741102528791642502011-07-29T02:01:00.000-07:002011-07-29T02:02:15.650-07:00Selesaikan sengketa lahan SingkilSUNDAY, 29 MAY 2011 15:08 <br /><br />BANDA ACEH - Pemerintah Provinsi Aceh diminta segera menyelesaikan sengketa lahan antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat di sejumlah desa di Kabupaten Aceh Singkil. "Saya melihat sengketa lahan antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan milik swasta Malaysia itu harus segera diselesaikan dengan baik oleh pemerintah," kata Ketua DPD PDI Perjuangan Aceh, Karimun Usman, sore ini.<br /><br />Ia mengemukakan hal itu menanggapi aksi unjuk rasa ratusan warga Aceh Singkil di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Aceh di Banda Aceh, baru-baru ini.<br /><br />Karimun Usman menilai aksi unjuk rasa itu merupakan akumulasi dari kekecewaan masyarakat karena merasa haknya telah diambil untuk perkebunan kelapa sawit oleh perusahaan swasta tersebut.<br /><br />"Karenanya, kami meminta agar masalah sengketa tanah lahan kelapa sawit di Aceh Singkil dan Kota Subulussalam diselesaikan sesuai hukum yang berlaku, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan," katanya.<br /><br />Mantan anggota DPR RI periode 1999-2004 itu juga meminta Pemerintah Aceh menurunkan tim untuk melakukan investigasi guna mencari pembuktian lebih konkret apakah operasional perusahaan perkebunan negeri jiran tersebut benar telah merampas lahan masyarakat.<br /><br />"Kalau memang memang perusahaan itu beroperasi di atas lahan milik adat dari masyarakat maka sebuah kesalahan dan harus diusut sebab warga sebagai pemiliknya sudah dirugikan," kata dia.<br /><br />Ratusan warga Aceh Singkil yang berunjuk rasa di Kantor BPN Aceh di Banda Aceh, sebelumnya menyatakan bahwa konflik lahan terjadi antara masyarakat dengan PT Ubertraco, perusahaan sawit asal Malaysia. Perusahaan itu mendapat izin Hak Guna Usaha (HGU) seluas 10.917 hektare pada 1988.<br /><br />Kemudian perusahaan itu mendapat izin tambahan seluas 3.007 hektare, sehingga total lahan yang digarap mencapai 13.924 hektare, namun perusahaan itu, menurut pengunjuk rasa, juga menyerobot tanah masyarakat. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyatakan siap menjadi mediator untuk pengukuran ulang batas tanah HGU PT Ubertraco dengan milik masyarakat.<br /><br />SUmber : <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=196447:selesaikan-sengketa-lahan-singkil&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-30756250614270328572011-07-25T01:06:00.000-07:002011-07-25T01:08:55.416-07:00Kadishubun Aceh Barat: Kilang Mengolah Kayu dari Lahan MasyarakatSat, May 21st 2011, 10:10<br /><br />MEULABOH - Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Aceh Barat, Jumat (20/5) memanggil sejumlah pengusaha yang mempunyai kilang kayu (saw mill) di wilayah itu. Pemanggilan itu guna diketahui bahan baku kayu yang selama ini mereka olah yang selanjutnya didistribusikan ke panglong-panglong. Kadishutbun Aceh Barat, T Helmi SP MM kepada Serambi, kemarin usai pertemuan itu mengaku pihaknya sudah mempertanyakan kepada pengusaha yang mengalola kayu yakni diperoleh keterangan bahwa kayu yang diolah mereka adalah kayu yang dibawa masyarakat yang merupakan hasil tebangan di lahan masyarakat dan bukan di kawasan hutan. “Kayu diolah itu yang dibawa sudah ada surat keterangan dari keuchik/kepala desa,” ujar Helmi.<br /><br />Ia menjelaskan pemanggilan ini guna mengetahui persis dan kepada pengusaha itu juga sudah diingatkan agar tidak mengolah kayu-kayu ilegal, sebab bila ditemukan hal itu akan diambil tindakan tegas serta izin kilang akan dicabut. Ia mengaku di Aceh Barat saat ini ada tiga usaha kilang kayu yang selama ini mengolah kayu-kayu yang dibawa oleh masayarakat hasil tebangan di lahan masing-masing masyarakat. Helmi menyatakan dalam pertemuan itu pihaknya sudah menetakankan kepada pemilik kilang agar selalu memberikan laporan tiap bulan terhadap kayu yang mereka olah milik siapa serta jumlahnya. “Memang selama ini laporan dari pihak kilang ke kita kurang dan ke depan sudah kita minta dilaporkan,” ujar Helmi. Kadishutbun ini juga menjelaskan terhadap kayu-kayu yang selama ini dijual di panglong-panglong itu merupakan kayu yang dipasok dari kilang, dan mempunyai surat. Meski demikian, ia juga akan terus melakukan pengawasan dan pengecekan dan bila ditemukan kayuilegal maka akan ditangkap.(riz)<br /><br />sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/56707/kilang-mengolah-kayu-dari-lahan-masyarakat">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-70148361301095746142011-06-27T02:11:00.000-07:002011-06-27T02:12:49.836-07:00Warga Kota Baharu Kembali Terjangkit UlkusSat, May 7th 2011, 08:23<br /><br />SINGKIL - Darmawan (14) ramaja asal Desa Mukti Lincir, Kecamatan Kuta Baharu, Aceh Singkil, sejak seminggu ini terbaring di ruang rawat inap bedah RSUD Aceh Singkil. Tangan sebelah kirinya membusuk, sebagian besar dagingnya meluruh, badannya tinggal tulang terbalut kulit. Suaranya nyaris tak terdengar.<br /><br />Anak kedua pasangan Amin Maulana dan Nyainem ini, menderita ulkus (borok bernanah), sama dengan penyakit yang pernah menyerang sekitar 18 warga Kota Baharu, medio Mei 2010 lalu. Pada awal mencuat ke publik, nama penyakit tersebut sempat simpang siur. Setelah dilakukan diagnosa dipastikan ulkus, dengan jenis penyakit bernama infeksi jamur subkutan (sporotrichosis) dan infeksi sekunder, tidak berbahaya dan dapat disembuhkan secara medis. <br /><br />Selanjutnya untuk penangan dan pencegahan, dilakukan pengobatan pada penderita, peningkatan pelayanan kesehatan, penyuluhan cara hidup bersih dan sehat serta pemantauan daerah kasus ulkus.<br /><br />Setahun sudah penyakit tersebut tidak terdengar lagi, para penderita dilaporkan sudah sembuh setelah mendapat pengobatan hingga dirujuk ke salah satu rumah sakit yang ada di Medan Sumetera Utara (Sumut). <br /><br />Darmawan pada saat penyakit borok itu menyerang belasan warga Kuta Baharu, juga termasuk di dalamnya. Namun sekitar lima bulan belakangan penyakit tersebut kembali kambuh dan meluluhkan daging di tangan sebelah kiri hingga ke bahu siswa kelas VI sekolah dasar. <br /><br />Tak punya biaya<br />Kepala Ruangan Rawat Inap Bedah Andika, yang dikonfirmasi Serambi, Jumat (6/5) mengatakan, pihak rumah sakit sudah menganjurkan agar pasien di rujuk ke Medan. Agar mendapat perawatan yang lebih baik, tapi keluarga korban tidak mau. Pihaknya sajauh ini hanya bisa melakukan perawatan sesuai petunjuk dokter yang menangani. “Perawatan terhadap pasien terus dilakukan. Tim dinas kesahatan juga sudah datang. Kita anjurkan dirujuk tapi keluarga pasien belum mau,” kata Andika. <br /><br />Amin orang tua Darmawan mengatakan, keluarganya tidak mau membawa anaknya dirujuk, karena alasan ekonomi. Kendati biaya pengobatan ditanggung JKA atau Jamkesmas, namun bekal untuk menemani pasien tetap harus ada. Dan itu yang tidak dimilikinya. <br /><br />“Dulu saja waktu sakit pertama habis jutaan untuk biaya makan dan minum kami yang mengantar. Sekarang sudah tidak sanggup lagi. Jadi saya tidak mau kalau harus dirujuk,” katanya.<br /><br />Dengan pandangan mata kosong, suara nyaris tak terdengar, Darmawan menuturkan, selama perawatan tidak ada selera makan, sehingga badannya menjadi kurus kering. Satu-satunya keinginannya adalah mengikuti ujian agar bisa meneruskan sekolah ke tingkat SMP. “Saya ingin pulang bang, agar bisa ikut ujian,” ujarnya lirih.(c39) <br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55687/warga-kota-baharu-kembali-terjangkit-ulkus">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-947585744353818292011-06-24T02:43:00.000-07:002011-06-24T02:45:59.351-07:00Wilayah Singkil TergenangSat, Apr 30th 2011, 13:25<br /><br />Laporan wartawan Serambinews.com, dede rosadi - Aceh Singkil<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdeuw6nRmKz_W6eJJ-bXWDHtzd5IPYhBidpj6RW7NJgUVuQJ5rq8n2qUHHvmw12hsuaAHJKOx0rSMzH3u7giAqIb0RbtGjkhm1bAqESwpj6JVvye8_nDrMIGvGacVEl1vARN0EvwhJnwbN/s1600/banjir+genangan+singkil.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 274px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdeuw6nRmKz_W6eJJ-bXWDHtzd5IPYhBidpj6RW7NJgUVuQJ5rq8n2qUHHvmw12hsuaAHJKOx0rSMzH3u7giAqIb0RbtGjkhm1bAqESwpj6JVvye8_nDrMIGvGacVEl1vARN0EvwhJnwbN/s320/banjir+genangan+singkil.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5621719740784069842" /></a><br />BERMAIN - Sejumlah anak di Lae Ijuk, Gunung Meriah, Aceh Singkil, Sabtu (30/4) bermain di halaman rumahnya yang tergenang banjir luapan sungai. Serambinews.com/dede rosadi<br /><br />SINGKIL - Sampai Sabtu (30/4) hari ini, sebagian wilayah Kabupaten Aceh Singkil, masih tergenang banjir. Sungai besar Singkil meluap pasca hujan lebat yang mengguyur wilayah itu sejak kemarin.<br /><br />Pantauan Serambinews.com, pemukiman penduduk dan perkebunan kelapa sawit di kawasan Lae Ijuk, Kecamatan Gunung Meriah, tergenang. Di daerah ini air sudah menyentuh lantai. Kemudian jalan menuju Rantau Gedang dan Teluk Rumbia, Singkil sudah tergenang. Kawasan itu menjadi mudah tergenang air karena jebolnya tanggul pengaman banjir.<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55175/wilayah-singkil-tergenang">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-2693922559575157642011-06-24T01:52:00.000-07:002011-06-24T01:54:26.552-07:00Menanti Jalan Singkil-TrumonWed, Apr 27th 2011, 08:03<br /><br />Sadri Ondang Jaya - Opini<br />HARI ini, Rabu, 27 April 2011, Kabupaten Aceh Singkil memperingati hari jadi ke-XII. Selama kabupaten ini berdiri, ada salah satu keinginan masyarakat yang belum terealisasi. Yaitu, pembangunan ruas jalan baru Singkil-Bulusema, Trumon (Aceh Selatan) melalui lintas Kuala Baru. <br /><br />Pembangunan infrastruktur ini, agaknya perlu mendapat respons dan dukungan positif dari semua pihak. Terutama, dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh. Kalau bisa ini menjadi “kado istimewa” untuk Aceh Singkil dalam usianya yang ke dua belas tahun ini. <br /><br />Sebab, pembangunan jalan di ceruk pesisir pantai ini, sangat strategis, urgensi dan segala-galanya bagi masyarakat Aceh Singkil. Dengan adanya jalan ini bukan saja membuka Aceh Singkil dan Aceh Selatan dari keterisoliran. Tetapi juga akan menumbuhkan sentra-sentra baru perekonomian rakyat.<br /><br />Masyarakat yang ingin menjual hasil cocok tanam dan alam ke daerah lain pun menjadi lebih mudah. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan ekonomi rakyat kawasan jalan di dua daerah itu, akan lebih cepat dan signifikan. Dan rakyat pun semakin makmur.<br /><br />Karena ketidakadaan jalan terebos, yang datang ke Aceh Singkil, selama ini, adalah orang Singkil sendiri. Oleh sebab pulang kampung--melihat sanak famili--atau karena setelah bepergian dari daerah lain. Kalau pun ada orang lain yang berkunjung ke Singkil sangat minim dan karena ada keperluan. Misalnya, keperluan dinas. Setelah urusan selesai, mereka balik kanan, pulang ke daerah asal, dengan melalui pintu masuk (datang).<br /><br />Datang ke Singkil ibarat menuju rumah di gang buntu, masuk dari gang itu dan keluar dari gang itu lagi. Aceh Singkil tidak mempunyai jalan penghubung (punya akses) dengan daerah-daerah lain di Aceh. Singkil bagaikan kota yang kurang gairah. Akibatnya, membuat akselerasi dan dinamika penduduk dan pertumbuhan ekonomi masyarakat lambat serta akses informasi dan transpotasi minim. Sehingga dari aspek ini, daerah yang berjuluk negeri Syekh Abdurrauf, tergolong daerah terbelakang dari 23 kabupaten/kota yang ada di Aceh.<br /><br />Jika ruas jalan baru sepanjang 50,8 km ini dibangun, Singkil tidak lagi terisolir. Ia akan menjadi kota transit antara beberapa kabupaten/kota. Masyarakat pesisir pantai Sumatera Utara yang mau berpergian ke daerah pesisir pantai Barat Aceh menjadi lebih mudah. Jarak dan waktu tempuh pun menjadi sangat dekat dan singkat dibandingkan melalui jalan Subulussalam-Aceh Selatan. <br /><br />Kalau dari Singkil menuju Tapaktuan melalui Kota Sibulussalam mencapai jarak tempuh sekitar 157 km, sedangkan dari Singkil ke Tapaktuan melalui jalan yang bakal dibangun (Kuala Baru-Bulusema), hanya 50 km saja. Jadi bisa diperpendek jarak mencapai 107 km. <br /><br />Pembangunan ruas jalan ini, sebagiannya melintasi kawasan ekosistem Leuser (KEL). Sehingga ada pihak-pihak “menghadangnya” dengan mengatasnamakan “cinta lingkungan”. Mereka berkampanye, bila jalan ini dibangun lingkungan akan rusak. KEL merupakan paru-paru dunia. <br /><br />Propaganda itu benar. Namun selama ini, mereka lupa dengan kemiskinan yang telah berpuluh-puluh tahun mendera masyarakat karena ketidakadaan akses ke luar (terisolir). Maunya, ada keseimbangan. Manusia sejahtera lingkungan tetap lestari.<br /><br />Dulu, Papua disebut sebagai bola Asia-Pasifik yang harus diselamatkan dan dijaga kelestarian hutannya. Kanyataan hari ini di sana hutan telah rusak, karena telah berdiri Freeport yang keuntungannya sangat minim bagi rakyat.<br /><br />Seorang teman nyeletuk, jangan-jangan “pahlawan” lingkungan dan orang luar (Eropa) itu, menganjurkan pelestarian kawasan Ekosistem Leuser, bertujuan, agar potensi alam tidak pernah dinikmati rakyat. Akhirnya, rakyat tetap miskin, kerdil, dan lemah. Sehingga, mudah dijajah.<br /><br />Bijak<br />Dari diskursus di atas, pembangunan ruas jalan baru ini, memerlukan pertimbangan, analisa yang matang dan bijak. Prinsif kearifan dan kehati-hatian perlu diterapkan. Sebab, itu tadi, sebagian ruas jalan yang mau dibangun, akan melalui titik hutan suaka marga satwa.<br /><br />Karena ini kawasan hutan lindung, paling tidak terlebih dulu harus dilakukan pertimbangan aspek hukum, teknis, sosial, ekonomi, dan risiko yang terkait dengan kondisi sekitarnya.Tegasnya, pembangunan jalan ini, harus selaras dengan faktor ekologis, sosiologis, aspek formil dan teknisnya.<br /><br />Ini dilakukan karena pembangunan jalan terkait dengan kondisi lahan dan geologi serta isu internasional tentang pelestarian lingkungan hidup. Banyak sekali aturan-aturan dan “opini” yang menganjal pembangunan jalan ini. Kalau pembangunan jalan dilanjutkan semata-mata mengandalkan “semangat” membangun agar terbebas dari keterisoliran, dan keinginan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, tanpa memperhatikan aspek-aspek lain. Hal ini akan menjadi, preseden buruk. Bahkan “bumerang”. <br /><br />Bisa-bisa kita akan digugat. Sebab, pembangunan jalan ini telah berbenturan dengan berbagai kepentingan dan pemanfaatan kawasan hutan lindung negara. Apalagi KEL, sudah menjadi isu dan milik dunia internasional. Dari aspek pertumbuhan ekonomi dan sosiologis, pembangunan ruas jalan Singkil-Blusema sangat urgensif dan mendesak. Kalau dipertanyakan pada masyarakat, pembangunan jalan ini sangat penting. Masyarakat berasumsi, sejatinya tujuan pembangunan, adalah membangun manusia. Bukan hewan atau tumbuhan. Apa artinya kemerdekaan dan pembangunan, kalau hidup masyarakatnya melarat, terlunta-lunta, dan miskin papa. Sementara monyet, harimau, gajah, tumbuhan, dan satwa lainnnya hidup dalam kesenangan. Ini jelas, sesuatu yang absurd.<br /><br />Solusi<br />Tidak bisa dipungkiri, adanya akses transportasi di kawasan hutan, dapat menyebabkan maraknya pencurian kayu dan KEL akan luluh lantak. Namun, ilegal loging ini, tidak perlu dikuatirkan. Justru masyarakat Aceh Singkil, secara turun-temurun telah menjaga dan melestarikan hutan (Leuser). <br /><br />Kalau hutan Aceh Singkil rusak, yang pertama menderita adalah masyarakat setempat. Apalagi pembangunan ruas jalan Singkil-Bulusema merupakan kebutuhan dan kehendak yang kuat dari masyarakat. Jadi segala konsekuensi dan solusi yang konstruktif pasti mendapat dukungan dari mereka.<br /><br />Kemudian ada tawaran jalan keluar yang saling menguntungkan (win-win solusion). Pertama, pembangunan ruas jalan disesuaikan saja dengan kebutuhan publik. Tidak usah lebar jalan sampai 12 meter. Cukup 6 meter atau 4,5 meter saja. Dua, sepanjang jalan, di pingir kanan dan kirinya, dibuat pagar. Agar masyarakat tidak merambah kawasan hutan. Tiga, perlu partisipasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan hutan. Empat, dibuat perangkat aturan yang sifatnya memberikan penghargaan kepada yang melestarikan dan menanam hutan. Kemudian memberikan hukuman denda bagi siapa yang merambah hutan.<br /><br />Prinsif keseimbangan harus menjadi “panglima”, pembangunan jalan Singkil-Bulusema tetap jadi. Satwa di KEL pun tidak terganggu. Pepatah “ibarat mengambil rambut dalam tepung” berlaku di sini.<br /><br />* Penulis adalah pengurus KNPI Aceh Singkil.<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/54879/menanti-jalan-singkil-trumon">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-77897917128153093422011-06-08T20:49:00.000-07:002011-06-08T20:50:12.654-07:00Terima Laporan Illegal LoggingTim Mabes Polri Turun ke HGU PT Dalanta<br />Sat, Apr 9th 2011, 08:28<br /><br />SINGKIL - Tim gabungan Mabes Polri dan Polres Aceh Singkil, Kamis (7/4) turun ke lokasi HGU PT Dalanta, di Kecamatan Danau Paris, Aceh Singkil. Polisi turun setelah menerima laporan dari seorang warga bahwa di areal calon perkebunan kelapa sawit milik H Syafriadi Manik alias Oyon, telah terjadi praktik illegal logging. Namun setelah tim turun tidak terbukti. <br /><br />Kapolres Aceh Singkil AKBP H Helmi Kwarta didampingi Kasat Reskrim Iptu Benny Cahyady, Jumat (8/4) mengatakan, laporan adanya praktik illegal logging disampaikan Ucok Marpaung ke Mabes Polri, yang dilengkapi foto kayu. Begitu tim gabungan turun, polisi menemukan kayu gelondongan teridentifikasi jenis meranti terikat di sungai antara HGU PT Dalanta. Namun kayu tersebut terlihat sudah lama. <br /><br />Sementara kayu di kebun H Oyon, baru ditebang dan dibiarkan tergeletak di lokasi HGU-nya. “Di lokasi PT Dalanta juga ditemukan lima buah beko, tiga sedang bekerja, dua rusak. Kayu pun ada, namun ketika dibandingkan dengan yang ditemukan di sungai sesuai laporan Ucok Marpaung tidak sama,” kata Helmi.<br /><br />Kapolres menambahkan, selanjutnya tim gabungan menyusuri ke arah hulu sungai. Tidak berapa jauh, ditemukan kilang kayu (sawmill) milik H Ramlan. Di sana ditemukan kayu sekitar tiga puluh batang dengan ciri-ciri mirip dengan yang ditemukan terikat di sungai antara HGU PT Dalanta. Sawmill tersebut memiliki IPK untuk sekitar 2000 kubik, sedangkan asal usul kayunya sendiri masih dalam pemeriksaan. <br /><br />“Itu hasil turun ke lapangan sementara ini. Pemeriksaan saksi dan penelusuran asal usul kayu masih terus dilakukan, termasuk perizinannya” jelas Kapolres. Kapolres menambahkan, mengungkap kasus tersebut cukup mudah. Ia juga menegaskan jika dalam pengembangan terbukti ada perbuatan melawan hukum dilakukan oleh PT Dalanta, Sawmill milik H Ramlan dan siapapun akan diprosesnya. “Laporan illegal logging di kebun H Oyon tidak terbukti, perizinan HGU-nya sudah lengkap dan kayunya tidak dibawa ke luar tapi dibiarkan saja di lokasi,” pungkasnya.<br /><br />Sementara itu, turunya tim Mabes Polri terkait laporan ilegalloging di PT Dalanta, menghebohkan seantero Aceh Singkil. Maklum pemiliknya merupakan Wakil Ketua DPRK Aceh Singkil, yang santer disebut-sebut akan maju dalam Pilkada mendatang.(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/53512/tim-mabes-polri-turun-ke-hgu-pt-dalanta">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-15836115563828577632011-06-06T01:01:00.000-07:002011-06-06T01:09:36.226-07:00DPRK Aceh Singkil DidemoMon, Apr 4th 2011, 18:01<br /><br />SINGKIL - Puluhan warga Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Pembebasan (Korban), Senin (4/4/2011), berunjuk rasa ke kantor DPRK setempat, di Kampung Baru, Singkil Utara. <br />Menuntut DPRK, merivisi Qanun Nomor 16 Tahun 2010 tentang tarif air dan biaya sambungan PDAM Tirta Singkil, karena dinilai memberatkan rakyat. <br />Pengunjuk rasa juga, menuntut PDAM Tirta Singkil diaudit, karena selalu merugi dan tidak memberikan PAD. Kemudian, biaya pemeliharaan motor dan retribusi jangan dimasukan ke rekening, serta mengganti manajemen PDAM lantaran selama ini pelayananya tidak maksimal. "Revisi qanun PDAM, karena telah membunuh rakyat," teriak Mukaribin, orator pengunjuk rasa.(dede rosadi)<br /><br />Sumber : http://aceh.tribunnews.com/news/view/53148/dprk-aceh-singkil-didemoUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-60156415200966015522011-06-05T21:12:00.000-07:002011-06-05T21:13:24.126-07:00Banjir di Singkil SurutSat, Apr 2nd 2011, 15:55<br /><br />SINGKIL - Banjir yang melanda puluhan desa di Kecamatan Suro, Simpang Kanan, Gunung Meriah, Singkil Utara dan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Sabtu (2/4/2011) mulai surut. Kecuali di Kecamatan Singkil, genangan air masih terdapat di sujumlah titik, namun tidak mengganggu aktivitas warga.<br />Sejumlah warga, khususnya kaum perempun sejak pagi membersihkan rumah dan mencuci perabotan yang dalam tiga hari belakangan terendam banjir. Volume air sungai besar yang bermuara ke laut Singkil, yaitu Sungai Lae Cinendang dan Soraya jauh berkurang. <br />Hujan yang menjadi penyebab utama banjir sejak pagi kemarin tidak lagi turun, hanya sesekali turun itupun dalam intensitas kecil."Banjir sudah surut walaupun terasa sangat pelan. Tapi tetap harus siaga karena dua hari nanti masuk musim pasang gembung, biasanya menimbulkan banjir juga," kata Iwan (24) warga Desa Pasar, Singkil, kepada Serambinews.com.(dede rosadi)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/53011/banjir-di-singkil-surut">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-58454808535448000282011-05-27T01:34:00.000-07:002011-05-27T01:36:10.401-07:00Banjir Singkil Diperparah Air PasangThu, Mar 31st 2011, 20:35<br />Banjir Singkil Diperparah Air Pasang<br /><br />SINGKIL - Banjir yang melanda Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, diperparah air pasang pada malam hari. Sementara untuk daerah lainnya ketinggian air mulai surut, setelah hujan tidak lagi turun sejak, Kamis (31/3/2011) siang.<br />Khusus untuk Kecamatan Singkil, banjir malam ini semakin tinggi lantaran tumpahan air dari sejumlah sungai yang bermuara ke daerah ini mulai datang. Selain itu, banjir rob yang disebabkan masuknya akhir bulan purnama menambah ketinggian rendaman.<br /> "Hampir semua pada malam sejak lewat magrib tadi terendam karena pengaruh pasang. Di Desa Pasar Singkil, sudah sampai selututn sedangkan desa di pinggir sungai mencapai sedada," kata Azwar warga Singkil kepada Serambinews.com.(dede rosadi)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52865/banjir-singkil-diperparah-air-pasang">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-22091311233694949302011-05-26T22:07:00.000-07:002011-05-26T22:08:53.659-07:00Sejumlah Pejabat Aceh Singkil DilantikThu, Mar 31st 2011, 09:13<br /><br />SINGKIL - Bupati Aceh Singkil H Makmursyah Putra, Rabu (30/3) melantik dan mengukuhkan sejumlah pejabat eselon II, III, dan IV di jajaranya. Kepala para pejabat yang dilantik diharapkan agar melaksanakan tugas yang diamanahkan, sesuai isi sumpah jabatan. Tidak menerima imbalan dan loyal pada atasan, agar selamat dunia akhirat. <br /><br />Menurut Makmur mutasi merupakan hal biasa, untuk penyegaran dan menambah wawasan. Namun yang terpenting amanah jabatan yang diberikan dilaksanakan dengan baik sebagaimana isi dari sumpah jabatan. “Amalkan sumpah jabatan, biar selamat dunia akhirat,” kata Makmur.<br /><br />Kemudian jaga selalu loyalitas kepada pimpinan. Hal itu penting, agar semua program pembangunan berjalan baik. Pejabat yang dimutasi dan dikukuhkan antara lain, Henri Silalahi, Kepala Penanggulangan Bencana Daerah, Ridwan menjadi Kadis Pendidikan, H Superdi dari Plt menjadi Pj Sekwan, Sulaiman menjadi Pj Kadis PU. Kemudian Junaidi Kabag Pemerintahan menjadi Kabag Perundang-undangan Sekwan.(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52810/sejumlah-pejabat-aceh-singkil-dilantik">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-10226802893782777632011-05-26T21:20:00.000-07:002011-05-26T21:21:35.047-07:00Banjir di Singkil MeluasWed, Mar 30th 2011, 18:31<br /><br />SINGKIL - Banjir yang melanda Aceh Singkil, Rabu (30/3/2011) petang, meluas. Hampir semua wilayah langganan banjir, seperti Kecamatan Suro, Simpang Kanan, Gunung Meriah, Singkil Utara, dan Singkil yang desanya dilewati sungai, tergenang banjir.<br />Hal itu dipicu datangnya banjir kiriman dari sungai di Subulussalam, Aceh Tenggara, dan Pakpak Barat yang bermuara ke laut Singkil. Bahkan perkantoran pemerintah, BPMD dan Inspektorat di Pulau Sarok turut tergenang hingga ke lantai. "Untuk dua kantor tersebut akibat salauran drainase tidak berfungsi," kata Suhardi pegawai Inspektorat.<br />Sementara kondisi cuaca mendung setelah sepanjang Rabu terus diguyur hujan.(dede rosadi)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52774/banjir-di-singkil-meluas">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-88682572946999644122011-05-26T21:03:00.001-07:002011-05-26T21:07:21.170-07:00Banjir Rendam Aceh SingkilWed, Mar 30th 2011, 13:57<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh65giRSwlSOYudT6HZsJHm_DoZ9Ktgb-REso2aIo_mnb8eyMcSW0b9_d682sZqFZ3_OxVTxMAttwfbIns8ii-A6Hg9TQ8m-j5w2wjTuJYhG18UjjWsaUgv6HbAx9p2rJNTB60dBem5weF2/s1600/Singkil+Banjir.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 274px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh65giRSwlSOYudT6HZsJHm_DoZ9Ktgb-REso2aIo_mnb8eyMcSW0b9_d682sZqFZ3_OxVTxMAttwfbIns8ii-A6Hg9TQ8m-j5w2wjTuJYhG18UjjWsaUgv6HbAx9p2rJNTB60dBem5weF2/s320/Singkil+Banjir.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5611241795154084306" /></a><br />TERENDAM - Banjir merendam rumah warga, Solok, Kecamatan Gunung Meriah, Singkil., menyusul hujan deras dengan ketinggian sepinggang orang dewasa. Banjir juga merendam sejumlah wilayah lainnya di Aceh Singkil, sejak Rabu (30/3) dini hari.Serambinews.com/dede rosadi<br /><br />SINGKIL - Ratusan rumah warga wilayah di Kabupaten Aceh Singkil, sejak Rabu (30/3) dini hari direndam banjir. Curah hujan yang tinggi dalamtiga hari ini menyebabkan air sungai Singkil, melupas.<br /><br />Pantauan Serambinews.com, Rabu, kawasan terparah yang terendamair antara lain Handel dan Solok Kecamatan Gunung Meriah, Rantau Gedang, dan Teluk Rumbia. Air sudah mencapai sepinggang orang dewasa. Bahkan luapan air sudah memasuki pemukiman dan rumah-rumah penduduk, sehingga sejak semalam warga ada yang sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. (dede rosadi)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52757/banjir-rendam-aceh-singkil">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-71131817165088014532011-05-19T01:49:00.000-07:002011-05-19T01:50:35.758-07:00Hujan Mengguyur, Gunung Meriah TergenangTue, Mar 29th 2011, 15:24<br /><br />SINGKIL - Hujan yang terus mengguyur wilayah Aceh Singkil, tiga hari ini, Selasa (29/3), menyebabkan beberapa ruas jalan tergenang sudah satu kaki.<br /><br />Pengamatan Serambinews.com, volume air sungai besar, Lae Cinendang dan Singkil yang terus meningkat telah merambat dan merendam beberapa badan jalan. Antara lain di kawasan Gunung Meriah, Simpang Kanan dan Suro, di beberapa titik pemukiman warga.<br /><br />Bahkan jalan dua jalur ibukota Aceh Singkil di Pulau Sarok tergenang hingga setumit orang dewasa, akibat saluran drainase di kawasan itu tidak berfungsi. Bahkan beberapa bagian badan jalan sudah mulai berkubangan.<br /><br />Air juga telah menggenangi beberapa kawasan pemukiman penduduk yang rendah, seperti Desa Pasar, dan Siti Ambia yang sudah naik ke pekarangan rumah warga. Hingga lewat tengah hari hujan dengan intensitas sedang masih terus turun.(dede rosadi)<br /><br />sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52683/hujan-mengguyur-gunung-meriah-tergenang">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-91278160619780671852011-05-19T01:30:00.000-07:002011-05-19T01:32:33.990-07:00Jalan Singkil-Sibolga Terancam LongsorTue, Mar 29th 2011, 08:50<br /><br /><br />SINGKIL - Jalan Singkil Aceh-Sibolga, Sumatera Utara terancom longsor di sejumlah titik. Kondisi terparah terdapat di kawasan Biskang, Kecamatan Danau Paris, Aceh Singgkil. Jalan ini baru selesai dibangun sekitar dua tahun lalu.<br /><br />Tiga titik longsor terjadi karena amblasnya gorong-gorong dan talut jalan. Salah penyebab adalah banyak alih fungsi hutan ke perkebunan kelapa sawit oleh perusahaan dan masyarakat. Dengan kondisi tanah yang labil, tanpa adanya akar pohon sebagai pengikat mengakibatkan hampir setiap musim hujan selalu menimbulkan longsor, kata seorang warga Danau Paris, M Barat (38), Senin (28/3).(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52624/jalan-singkil-sibolga-terancam-longsor">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-21985484233512437172011-05-09T00:48:00.000-07:002011-05-09T00:51:39.978-07:00Harga Sawit TurunSat, Mar 26th 2011, 13:00<br /><br />SINGKIL - Harga kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil seminggu ini mengalami penurunan. Di tingkat petani dari sebelumnya Rp 1.600 per kilogram TBS (tandan buah segar) turun menjadi Rp 1.200. Sedangkan di pabrik kelapa turun Rp 300 per kilogram, dari Rp 1.710 menjadi Rp 1.480 untuk kualitas standar dan Rp 1.645 untuk kualitas bagus. “Harga Rp 1.200 per kilogram masih dianggap wajar karena bisa menutupi kebutuhan sehari-hari. Namun bila kurang dari itu akan menyulitkan petani, sebab tidak sebanding lagi dengan biaya perawatan,” kata petani kelapa sawit di Kecamatan Suro, Arlian Manik, kepada Serambi, Jumat (25/3).<br /><br />Risak Berutu, petani sawit di Simpang Kanan menambahkan, harga sawit yang ideal itu berada dikisaran Rp 1.500 per kilogram. Bila harga tersebut bisa bertahan, dia yakin petani kelapa sawit bisa sejahtera. “Kalau harganya tidak kurang dari Rp 1.500 kita bisa membeli kebutuhan lain selain makan dan biaya sekolah anak-anak,” ujarnya. Masalahnya selama ini, sambungnya, masyarakat yang memiliki kebun kelapa sawit rata-rata memiliki utang kepada pengumpul. Bila harga sawit turun maka, setiap kali panen hanya cukup untuk mengangsur utang. Sedangkan untuk menutupi kebutuhan lain, terpaksa mengambil dari pinjaman lagi.<br /><br />Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Singkil, H Syafril Harahap, sebelumnya mengatakan,utnuk menjaga harga sawit di daerah ini tetap tinggi di tingkat petani, pemerintah harus segera mendirikan PKS yang akan menampung sawit masyarakat dan membangun pelabuhan CPO. “Karena kalau terus menjual ke pabrik perusahan, harganya tidak bisa bersaing dengan daerah lain. Karena pabrik akan mengutamakan sawit dari kebun sendiri dari pada masyarakat,” katanya.(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52414/harga-sawit-turun">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-56662874680784012652011-05-04T02:10:00.000-07:002011-05-04T02:12:30.316-07:00Warga Desak Penerbangan ke Singkil Segera DimulaiTue, Mar 22nd 2011, 15:31<br /><br />SINGKIL - Warga mendesak penerbangan pesawat perintis NBA yang melayani Singkil, Medan, Banda Aceh dan sebaliknya untuk tahun 2011, segera dimulai. Lantaran, menggunakan jalur darat tidak efektif bahkan acap keperluan usaha yang seharusnya terkejar hari itu menjadi molor, akibat waktu habis diperjalanan. <br />Irwan (40), seorang pengusaha yang setiap minggu harus mengurus bisnisnya di Medan, kepada Serambinew.com, Selasa (22/3/2011), mengatakan, akibat belum dimulainya penerbangan, dirinya acap kehilangan banyak waktu.<br />Seharusnya urusan bisnisnya bisa selesai hari itu juga, menjadi tidak terkejar, karena menggunakan jalur darat yang menghabiskan waktu tempuh hingga tujuh jam perjalan.<br />Kepala Bidang Perhubungan Udara Edi Hartono mengatakan, penerbangan baru akan dimulai akhir Maret ini. Terlambatnya dimulainya penerbangan ke daerah ini, karena masih ada persyaratan administrasi yang belum lengkap.(dede rosadi)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52134/warga-desak-penerbangan-ke-singkil-segera-dimulai">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-30595492444424034932011-05-04T01:11:00.000-07:002011-05-04T01:22:13.807-07:00Gelombang Pasang Landa Laut SingkilTue, Mar 22nd 2011, 08:49<br /><br />SINGKIL - Selama pekan ketiga Marat ini, gelombang pasang atau dalam bahasa setempat disebut geloro melanda wilayah perairan Aceh Singkil. Di beberapa lokasi air laut juga naik ke darat, pengaruh pasang purnama. Akibatnya nelayan tidak bisa melaut, lantaran perahu mereka tidak sanggup menahan ombak di atas satu meter.<br /><br />Irwan nelayan Pulau Banyak, pada Serambi, Senin (21/3) menyebutkan, aktivitas melaut dalam beberapa hari ini tidak bisa dilakukan karena besarnya ombak. Nelayan lebih memilih tinggal di rumah. “Laut lagi musim geloro sehingga, tidak bisa mencari ikan. Air pasang sudah naik, tapi belum terlalu besar, mungkin dalam dua tiga hari ke depan akan besar,” kata Irwan.<br /><br />Kecuali itu, besarnya ombak sejauh ini, tidak mengganggu rute pelayaran yang dilayani angkutan sungai danau dan penyebrangan (ASDP) Cabang Sinabang, yang berkantor di Pelabuhan Ferry Singkil. Damin Moningka Plh Manejer ASDP Cabang Sinabang mengatakan, ombak masih diambang normal, sehingga tidak berpengaruh pada operasional kapal. Jadwal pelayaran yang dilayani pihaknya juga tidak ada yang terlambat. “Berdasarkan informasi dari BMKG ombak masih diambang normal, tidak terpengaruh pada operasional kapal,” kata Damin.<br /><br />Damin menyebutkan, ombak besar terjadi di perairan Pantai Timur. Sementara perairan Pantai Barat yang dilayani ASDP Cabang Sinabang normal paling tinggi satu meter dan itu tidak mengganggu pelayaran ferry. ASDP Cabang Sinabang melayani pelayaran pulang pergi (PP), Sinbang-Singkil, Singkil-Pulau Banyak, Singkil-Gunung Sitoli dan Sinabang-Labuhan Haji.(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52089/gelombang-pasang-landa-laut-singkil">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-3569931012669168712011-05-03T21:37:00.000-07:002011-05-03T21:54:14.703-07:00Sebagian Wilayah Singkil TergenangMon, Mar 21st 2011, 17:10<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtIHHupVHzrFB8gXrMhHYp1n0AAL17oeKH0E0IOwUGXXLj3-6nDeCVmN6xpS9xp5W7NRsGQnExpa95TNLv1BsjYIQ3O7xXbbLQmCEvWaZSKxyU2Jl9HIYKD7qfpr40BFXoDri-XNbe9xYU/s1600/singkil+tergenang.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 274px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtIHHupVHzrFB8gXrMhHYp1n0AAL17oeKH0E0IOwUGXXLj3-6nDeCVmN6xpS9xp5W7NRsGQnExpa95TNLv1BsjYIQ3O7xXbbLQmCEvWaZSKxyU2Jl9HIYKD7qfpr40BFXoDri-XNbe9xYU/s320/singkil+tergenang.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5602715482122998386" /></a><br />WARGA Lae Ijuk, Gunung Lagan, Aceh Singkil, menggotong sepeda motor sambil melewati genangan air yang merendam wilayah tersebut, Senin (21/3/2011) petang.SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI<br /><br />SINGKIL - Sebagian wilayah Kabupaten Aceh Singkil, Senin (21/3/2011) petang, digenangi air akibat laut pasang dan hujan deras yang mengguyur daerah itu. Genangan air sekitar setumit orang dewasa, namun belum menyentuh lantai rumah warga yang rata-rata dibuat lebih tinggi dari pekarangan. <br />Genangan air pasang terlihat di Ujung Bawang, Singkil Utara dan beberapa desa di Kecamatan Singkil. Sedangkan genangan air akibat hujan terpantau di sekitar sungai Lae Ijuk, Gunung Lagan, Gunung Meriah.<br />Di Lae Ijuk, air sungai yang meluap merendam tanaman sawit milik warga dan perusahan PT PLB. Air dari luapan sungai juga menggenangi pekarangan rumah warga setempat. "Kami terpaksa mengangkat sepeda motor melewati banjir, ketika berangkat ke luar rumah," kata Ardian warga Gunung Lagan.(dede rosadi)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/52060/sebagian-wilayah-singkil-tergenang">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-10570586429519611582011-05-03T01:40:00.000-07:002011-05-03T01:42:48.724-07:00400 Hektare Lahan Gambut di Singkil Dijadikan SawahSun, Mar 20th 2011, 09:01<br />* Hasilkan 3 Ton Gabah Per Hektare<br /><br />SINGKIL - Seluas 400 hektare lahan gambut yang sebelumnya telantar di Kabupaten Aceh Singkil, setelah diolah menjadi sawah sejak akhir 2010 lalu, mampu menghasilkan gabah kering sebanyak 3 ton per hektare. Produksi gabah tersebut dinilai cukup untuk dikonsumsi masyarakat, sehingga selama enam bulan ke depan tidak perlu lagi membeli beras, sebagaiman dilakukan selama ini.<br /><br />Kepala Dinas Pertanian Aceh Singkil Asmauddin, Jumat (18/3) saat panen perdana di Desa Ujung Bawang, Singkil, mengatakan, pada tahun 2010 pihaknya telah melakukan optimasi lahan gambut telantar menjadi sawah seluas 400 hektare di lima kecamatan yang ada di daerah ini, yaitu Simpang Kanan, Gunung Meriah, Kuala Baru, Singkil, dan Pulau Banyak. <br /><br />Setelah dilakukan perhitungan hasil panen, rata-rata per hektare menghasilkan 3 ton gabah kering. Dan itu akan ditingkatkan lagi di tahun ini. “Dalam panen perdana ini, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, padi yang dihasilkan bisa mencukupi kebutuhan beras masyarakat selama enam bulan,” katanya.<br /><br />Sementara itu Bupati Aceh Singkil Makmursyah Putra menyebutkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, masih banyak kendala dalam mengembangkan sektor pertanian, terutama merubah pola pikir masyarakat. Di beberapa desa, kendati sudah dibantu, tetap saja ada masyarakat yang menolak bersawah. Karenanya diperlukan kerja sama dari semua pihak, agar lahan yang selama ini telantar dapat dihijaukan menjadi sawah, dan lahan pertanian lainnya. <br /><br />Bupati memerintahkan semua jajarannya dengan bantuan intansi vertikal, TNI dan Polri bahu-membahu turun ke sawah melalui program gotong royong. <br /><br />“Setelah lima kali mengganti Kepala Dinas Pertanian, Alhamdulilah pada zaman Pak Asmauddin ini, pertanian khususnya sawah membuahkan hasil. Namun masih banyak kendala dalam merubah pola pikir masyarakat, untuk itu saya berharap semua intansi dan bantuan TNI serta Polri kita bersama-sama memanfaatkan lahan yang cukup luas ini menjadi hijau dengan pertanian,” kata Makmur.<br /><br />Pada panen perdana di sawah seluas sekitar 30 hektare itu, dihadiri Kapolres Aceh Singkil AKBP Helmi Kwarta, Pjs Dandim 0109/Singkil Letkol Zamroni, Camat Singkil, Kharuddin, anggota DPRK dan unsur muspida lainnya. Turut diserahkan bantuan mesin perontok padi, lap top dan GPS.(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/51940/400-hektare-lahan-gambut-di-singkil-dijadikan-sawah">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-58593331000097262002011-05-03T00:09:00.000-07:002011-05-03T00:12:15.635-07:00Menteri Kehutanan Sudah Keluarkan Izin, Pemprov Diminta Prioritaskan Jalan Kuala Baru-Bulu SemaSat, Mar 19th 2011, 09:46<br /><br />SINGKIL - Pembangunan jalan yang menghubungkan Kuala Baru, di Aceh Singkil dengan Bulu Sema, di Aceh Selatan, disetujui oleh Menteri Kehutanan RI. Sehingga pembangunan jalan yang sudah ada sejak zaman Belanda itu, harus menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Aceh, demi terbukanya keterisoliran Singkil dengan daerah Aceh lainnya. Hal itu disampaikan Bupati Aceh Singkil Makmursyah Putra, Kamis (18/3) saat pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) 2011 yang dihadiri Kepala Bappeda Aceh Iskandar, Kepala Bappeda Aceh Singkil Asmardin, unsur muspida dan undangan dari daerah tetangga, di Gedung Serba Guna, Singkil. <br /><br />“Tolong Pak Kepala Bappeda Provinsi, disampaikan ke Pak Gubernur agar pembangunan jalan Kuala Baru-Bulu Sema jadi prioritas, karena izinnya (dari Menteri Kehutanan, -red) sudah keluar,” kata Makmur. Menurut Makmur, berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2008-2012, pembangunan di daerah yang dipimpinya sudah tuntas 65 persen. Hal itu akan semakin terasa meningkat denyut ekonomi masyarakat bila jalan yang dinilai sebagian pihak masuk dalam kawasan ekositem selesai. “Jalan vital dalam kecamatan bahkan sudah 90 persen. Ini akan makin terasa perekonomian masyarakat meningkat bila jalan Kuala baru-Bulu Sema yang merupakan janji saya dan Pak Gubernur tuntas sebelum masa jabatan kami berkahir,” kata Makmur. <br /><br />Sinergis<br />Sebelumnya Kepala Bappeda Aceh Iskandar, menyatakan pembangunan di Aceh Singkil sudah berjalan sesuai program. Ia menegaskan rencana pembangunan yang disusun dalam Musrembang 2011 harus berkesinambungan dengan program sebelumnya. “Pembangunan akan terlaksana bila programnnya baik. Untuk itu program yang dibuat harus seniregis,” ujarnya. Dalam sambutannya Iskandar menyinggung secara khusus menganai dana otonomi khusus (Otsus). Menurutnya pembangunan dengan sumber dana Otsus direncanakan untuk program yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi rakyat. <br /><br />“Otsus manfaatkan sebaik mungkin dalam pembangunan karena tidak selamanya Aceh mendapatkan. sisa dana otsus yang sudah dialokasikan ke kabupaten sejak 2008. Ketika penyerapan anggaran tidak habis, maka dana tersebut menjadi dana APBA kembali, sama seperti APBN, sesuai dengan ketentuan hukum berlaku,” kata Iskandar. Disebutkan pembanguan sarana dan prasaran, ekonomi, pendidikan serta kesehatan masih menjadi prioritas. Seperti membangun infrastruktur jalan penghubungkan antar wilayah Aceh, pabrik berskala besar, dan pertanian dalam artian menyeluruh menjadi pilihan. Melalui pembangunan itu, ketika Otsus berakhir 2028 mendatang masyarakat Aceh telah siap hidup mandiri.(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/51867/pemprov-diminta-prioritaskan-jalan-kuala-baru-bulu-sema">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-6023701204412829942011-04-20T02:58:00.000-07:002011-04-20T03:05:22.883-07:00Ratusan Massa Demo ke Kantor Bupati SingkilTerakait Sengketa Lahan<br />Sat, Mar 12th 2011, 10:05<br /><br />SINGKIL - Ratusan warga dari Kecamatan Singkohor dan Suro, yang bersengketa lahan dengan perusahan perkebunan kelapa sawit PT Runding Putra Persada (RPP), Jumat (11/3) siang, melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Bupati Aceh Singkil. Dengan mengenakan pita merah, pengunjuk rasa datang menggunakan berbagai jenis kendaraan, sambil membawa poster berisi tuntutan dan puluhan pohon sawit.<br /><br />Mereka menuntut Badan Pertanahan Nasional (BPN) Aceh Singkil, mensertifikatkan tanah masyarakat yang telah diukur ulang dan dikeluarkan dari calon HGU PT RPP, seluas 800 hektar (Ha) lebih. Serta melakukan hal yang sama pada lahan trasmigrasi seluas 150 Ha, yang sebelumnya sempat masuk dalam areal PT RPP, namun pasaka ukur ulang dikembalikan kapada masyarakat. “Lahan masyarkat yang telah dikeluarkan tolong segera disertifikasi, agar tidak terus diganggu perusahan,” teriak Mukaribin koordinator unjuk rasa.<br /><br />Warga mendesak Pemkab dan aparat terkait menyelesaikan proses pematokan tapal batas antara lahan masyarakat dengan pihak perkebunan. Sebab, bila dilakukan oleh masyarakat sendiri sering berbenturan dengan perusahan. Mendapat keluhan itu, Bupati Aceh Singkil, Makmursyah Putra yang di dampingi Kapolres AKBP Helmi Kwarta, Kepala BPN Aceh Singkil Syahrizal, meminta masyarkat jangan takut untuk memasang patok batas lahan masing-masing. “Patok saja tidak usah takut, kalau ada yang mengintimidasi laporkan kepada bapak kapolres, beliau ada di pihak masyarakat,” kata Makmur yang langsung turun ke tengah-tengah pengunjuk rasa. <br /><br />Setelah berorasi di halaman kantor bupati, selanjutnya beberapa perwakilan pengunjuk rasa melakukan pertemuan di Opration Room Sekdakab setempat. Dalam pertemuan itu, disepakati masyarakat dipersilahkan menguasai lahan yang jadi hak mereka, tanpa harus takut pada perusahan. Lengkapi persyaratan, selanjutnya ajukan ke BPN untuk disertifikatkan. Sementara untuk pensertifikatan lahan transmigrasi masyarakat diminta bersabar, karena harus menunggu rekomendasi dari intasni terkait di tingkat provinsi.(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/51299/ratusan-massa-demo-ke-kantor-bupati-singkil">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2815068559963133740.post-91541652907680577812011-04-18T02:30:00.000-07:002011-04-18T02:53:15.572-07:00Harimau Teror Warga Singkohor* Empat Lembu Dimangsa<br />Mon, Mar 7th 2011, 17:12<br /><br />SINGKIL - Warga Kecamatan Singkohor, Kabupaten Aceh Singkil diteror harimau. Kejadian yang sudah berlangsung selama sebulan ini, telah memangsa empat ekor lembu dan lima ekor kambing milik warga setempat. Salah satu dari empat ekor sapi sempat dibantu masyarakat saat sedang diserang harimau, namun kerbau itu dapat disembelih. Namun begitu disembelih tiba-tiba si raja hutan muncul mengambil bagian kepala, hingga membuat warga lari terbirit-birit.<br /><br />Kejadian terbaru terjadi empat malam lalu, ketika tiga ekor raja hutan menyerbu kandang kambing milik Ponidi (30) warga Mukti Jaya. Beruntung sang pemilik cepat keluar begitu mendengar kegaduhan di sekitar kandang peliharaanya. “Nyaris saja kambing saya menjadi korban. Harimau tidak jadi memangsa mungkin karena ada bunyi keras dari atap kandang yang dibuka. Begitu saya senter, harimaunya balik menyenterkan matanya ke arah saya,” kata Ponidi, Senin (7/3).<br /><br />Sidarman (26) warga Pea Jambu merincikan, harimau yang telah memangsa tiga ekor kambing di kampungnya, serta empat ekor sapi dan dua kambing milik penduduk Desa Singkohor. Terdiri dari satu ekor induk betina dan dua ekor anak. “Kejadianya berturut-turut hingga tiga malam. Harimau yang ikut membawa dua anaknya itu sangat ganas dan terus mencari mangsa di pemukiman penduduk,” katanya. <br /><br />Sudah menjauh<br />Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Aceh Singkil, Affan Absori, yang dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim ke lokasi. Dari hasil pantauan di lapangan harimau tersebut sudah menjauh, namun ada kemungkinan kembali lagi karena wilayah tersebut masuk dalam areal jelajah binatang pemakan daging tersebut.<br /><br />Affan menjelaskan, penyebab masuknya harimau ke perkampungan karena siklus makanannya terpotong, dengan maraknya aksi pemburuan rusa di daerah itu. Penyebab lain, makin menipisnya hutan, akibat terus beralih fungsi menjadi perkebunan. “Tolong pemburuan rusa dan pembukaan hutan dikurangi, agar harimau tidak menyerang ternak. Kita tidak bisa menangkap harimau, paling hanya mengusirnya. Ditangkappun mau ditaruh dimana, hutan itu kan habitat mereka,” ujar Affan.(c39)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/51007/harimau-teror-warga-singkohor">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0