Minggu, 13 Februari 2011

Ekploitasi Trumbu Karang Makin Mengkhawatirkan

Sat, Jan 15th 2011, 09:44

SINGKIL - Eksploitasi trumbu karang untuk dijadikan material bangunan di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil terus saja berlangsung. Akibatnya beberapa gugusan pulau terus digerus abrasi, pasalnya trumbu karang yang biasanya jadi benteng pemecah ombak tidak ada lagi. Rusaknya trumbu karang juga mengganggu eksositem laut. Ikan kecil dan biota laut lainnya tidak bisa lagi berlindung dalam trumbu karangan dari serangan predator. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan tidak bisa dibiarkan terus berlanjut. Sayangnya Pemkab Aceh Singkil, tidak bertindak tegas untuk melindungi trumbu karang dari gangguan tangan-tangan tak bertanggung jawab.

“Dilema memang, di satu sisi trumbu karang harus kita lindungi, tapi pada sisi lain masyarakat yang mengambilnya membutuhkannya untuk kebutuhan membangun rumah. Apalagi di Pulau Banyak tidak ada meterial lain, karena beli material dari daratan harganya tak terjangkau warga,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Singkil, Saiful Umar melalui Sekretaris DKP, Mufti SE, Kamis (13/1). Munurut Mufti, pelarangan pengambilan trumbu karang untuk membuat rumah oleh masyarakat setempat, harus disikapi secara bijak sana. Caranya dilakukan secara bertahap, trumbu karang yang sedang kembali tumbuh “diharamkan” diambil oleh siapapun, bila dilakukan maka akan ditindak tegas. Masyarakat masih ditolerir mengambil trumbu karang di lokasi tertentu, yang sudah mati dan tidak membahayakan.

Namun untuk penggunaan trumbu karang oleh rekanan yang mengerjakan proyek, Mufti menegaskan, tidak ada toleransi. “Baru-baru ini pak kadis memanggil rekanan yang diduga sempat menggunakan trumbu karang dalam proyeknya. Mereka diberi peringatan keras, kalau membandel maka akan dibawa ke jalur hukum,” ujarnya. Mufti menyebutkan, melakukan pencegahan secara menyeluruh terhadap penggunaan trumbu karang perlu dilakukan kerjasama lintas sektoral. Ia menyatakan penghentian total ekploitasi trumbu karang dapat dilakukan jika bahan bangunan dapat dipasok ke Pulau Banyak dengan harga terjangkau.(c39)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar