Minggu, 21 November 2010

Ratusan Hektar Lahan Tidur Digarap Jadi Sawah

Sat, Nov 20th 2010, 11:23

SINGKIL – Sekitar 400 hektar lahan tidur dan telantar di Aceh Singkil, telah digarap menjadi areal sawah baru, melalui program optimasi lahan sumber dana Otsus APBA dengan anggaran Rp 2 miliar.

Kepala Dinas Pertanian Aceh Singkil, H Asmauddin, Jumat (19/11) mengatakan, cetak sawah baru hampir seratus persen rampung. Bahkan di Kecamatan Pulau Banyak Barat, seluas 15 hektar sudah dilakukan panen perdana dengan hasil 3 sampai dengan 4 ton gabah perhektarnya. Kecuali di beberapa lokasi yang terkena musibah banjir, seperti Ujung Bawang, Kecamatan Singkil, terpaksa dilakukan penyemaian benih ulang.

Disebutkan, pencetakan sawah baru dalam tahun 2010 ini, dilakukan secara merata di suluruh kecamatan dengan melibatkan 27 kelompok, atau sekitar 700 kepala keluarga (KK). Optimasi lahan terluas berada di Kecamatan Singkil, sekitar 120 hektar. “Dengan dibukanya lahan tidur atau telantar, petani mulai bangkit untuk kembali bersawah,” kata Asmauddin.

Secara terpisah Kabid Produksi Dinas Pertanian Aceh Singkil, Kuatno, merincikan, dalam dua tahun (2009-2010) total lahan yang sudah dioptimasi seluas 465 hektare. Rata-rata hasil panen yang dihasilkan sekitar 4 ton per hektarnya. “Ini sudah cukup bagus untuk membangkitkan semangat petani. Kita mengupayakan petani mau kembali ke sawah, sambil belajar teknis bersawah yang baik,” ujarnya.

Sementara itu, dari Kecamatan Kuala Baru, dilaporkan setelah sempat 15 tahun lahan pertanian terlantar, Kelompok Tani Usaha Baru, Kampung Kayu Menang kembali garap lahan pertanian seluas 11 hektare. Jumlah kelompok tani yang dilibatkan sebanyak 30 KK yang sebelumnya merupakan nelayan dan mengambil kayu di hutan.

Panen perdana
Keberhasilan membuka sawah baru juga dirasakan kelompok tani Lae Bara, Desa Siatas, Kecamatan Simpang Kanan. Kelompok ini berhasil membuka lahan terlantar seluas 80 hektar. Bupati Aceh Singkil, Makmursyah Putra, serta sejumlah pejabat lainnya melakukan panen perdana dengan hasil 4 ton per hektarenya.

Untuk menyemangati petani, Dinas Pertanian setempat meyerahkan bantuan mesin perontok padi, serta alat pengolah pupuk organik. “Selain membantu membuka lahan sawah, kita juga memberikan bantuan alat pembuat pupuk organik. Tujuannya untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bila digunakan secara terus menerus,” pungkas Asmauddin.(c39)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar