Senin, 27 Juni 2011

Warga Kota Baharu Kembali Terjangkit Ulkus

Sat, May 7th 2011, 08:23

SINGKIL - Darmawan (14) ramaja asal Desa Mukti Lincir, Kecamatan Kuta Baharu, Aceh Singkil, sejak seminggu ini terbaring di ruang rawat inap bedah RSUD Aceh Singkil. Tangan sebelah kirinya membusuk, sebagian besar dagingnya meluruh, badannya tinggal tulang terbalut kulit. Suaranya nyaris tak terdengar.

Anak kedua pasangan Amin Maulana dan Nyainem ini, menderita ulkus (borok bernanah), sama dengan penyakit yang pernah menyerang sekitar 18 warga Kota Baharu, medio Mei 2010 lalu. Pada awal mencuat ke publik, nama penyakit tersebut sempat simpang siur. Setelah dilakukan diagnosa dipastikan ulkus, dengan jenis penyakit bernama infeksi jamur subkutan (sporotrichosis) dan infeksi sekunder, tidak berbahaya dan dapat disembuhkan secara medis.

Selanjutnya untuk penangan dan pencegahan, dilakukan pengobatan pada penderita, peningkatan pelayanan kesehatan, penyuluhan cara hidup bersih dan sehat serta pemantauan daerah kasus ulkus.

Setahun sudah penyakit tersebut tidak terdengar lagi, para penderita dilaporkan sudah sembuh setelah mendapat pengobatan hingga dirujuk ke salah satu rumah sakit yang ada di Medan Sumetera Utara (Sumut).

Darmawan pada saat penyakit borok itu menyerang belasan warga Kuta Baharu, juga termasuk di dalamnya. Namun sekitar lima bulan belakangan penyakit tersebut kembali kambuh dan meluluhkan daging di tangan sebelah kiri hingga ke bahu siswa kelas VI sekolah dasar.

Tak punya biaya
Kepala Ruangan Rawat Inap Bedah Andika, yang dikonfirmasi Serambi, Jumat (6/5) mengatakan, pihak rumah sakit sudah menganjurkan agar pasien di rujuk ke Medan. Agar mendapat perawatan yang lebih baik, tapi keluarga korban tidak mau. Pihaknya sajauh ini hanya bisa melakukan perawatan sesuai petunjuk dokter yang menangani. “Perawatan terhadap pasien terus dilakukan. Tim dinas kesahatan juga sudah datang. Kita anjurkan dirujuk tapi keluarga pasien belum mau,” kata Andika.

Amin orang tua Darmawan mengatakan, keluarganya tidak mau membawa anaknya dirujuk, karena alasan ekonomi. Kendati biaya pengobatan ditanggung JKA atau Jamkesmas, namun bekal untuk menemani pasien tetap harus ada. Dan itu yang tidak dimilikinya.

“Dulu saja waktu sakit pertama habis jutaan untuk biaya makan dan minum kami yang mengantar. Sekarang sudah tidak sanggup lagi. Jadi saya tidak mau kalau harus dirujuk,” katanya.

Dengan pandangan mata kosong, suara nyaris tak terdengar, Darmawan menuturkan, selama perawatan tidak ada selera makan, sehingga badannya menjadi kurus kering. Satu-satunya keinginannya adalah mengikuti ujian agar bisa meneruskan sekolah ke tingkat SMP. “Saya ingin pulang bang, agar bisa ikut ujian,” ujarnya lirih.(c39)

Sumber : Serambinews.com

1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus